Home

Puisi

baak Gunadarma

Gunadarma

Studentsite

10/26/2009

Pengaruh bahasa pergaulan dalam dunia pendidikan

Pendahuluan
Manusia adalah “homo significans” yang memberi makna hidupnya dalam budaya. Manusia selalu berusaha mengatasi lingkungannya dengan menciptakan suatu instrument simbolis untuk berkomunikasi dengan sesama. Salah satu instrumen terpenting adalah bahasa. Bahasa merupakan totalitas tanda baik lisan maupun tulisan yang dengannya, manusia dapat berinteraksi dan memberi makna pada lingkungannya. Dengan bahasa, manusia dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan yang lain dan menamai jagat ini.
Dalam makalah ini, penulis hanya memfokuskan pembahasan pada bahasa pergaulan atau tangue/bahasa ibu. Bahasa pergaulan mengambil peran yang sangat penting dalam kehidupan suatu kebudayaan sekaligus menentukan atau menunjukkan nilai-nilai dalam hidup bersama. Senada dengan pembatasan penulisan di atas, makalah ini pun mau menelusuri pengaruh bahasa pergaulan (tangue) terhadap kemampuan berbahasa para siswa SMP Pax Ecclesia. Apakah bahasa pergaulan ini membawa pengaruh yang positif dan efektif pada kemampuan berbahasa baku seturut Ejaan Yang Disempurnahkan. Apakah yang ditimbulkan oleh keduanya?
Masalah Bahasa Pergaulan Manusia hidup bersama dan dalam korelasi dengan yang lain. Manusia tidak sendirian. Karena kebersamaan inilah, manusia mesti membutuhkan suatu sarana untuk mengkomunikasikan dirinya dan bersosialisasi dengan yang lain. Inilah yang menjadi ciri manusia sebagai makhluk sosial. Urgensitas kebutuhan inilah yang menuntut manusia untuk menciptakan bahasa sebagai sarana dalam bersosial. Bahasa muncul sebagai pemenuh kebutuhan asali manusia untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk sosial. Tanpa bahasa, manusia tidak mungkin memaknai segala yang ada di sekitarnya. Bahasa merupakan totalitas atau keseluruhan tanda baik lisan maupun tulisan, yang melaluinya manusia mengungkapkan segala perasaan, simpati dan keinginan atau pengetahuan kepada orang lain.
Di sinilah bahasa mengambil tiga (3) fungsi sekaligus yaitu fungsi komunikatif sebagai sarana untuk berkomunikasi, fungsi ekspresif yang memberikan kesaksian tentang kenyataan diri kita kepada orang lain dan fungsi deskriptif yakni menghasilkan pengetahuan tentang sesuatu.
Dalam suatu kelompok sosial, masyarakat menciptakan suatu bahasa pergaulan atau tongue untuk mengkomunikasikan segala yang hendak dikomunikasikan antara anggota kelompok tersebut. Ia menjadi begitu dekat bahkan melekat dalam diri anggota kelompok tersebut. Tanpa bahasa pergaulan, masyarakat tersebut tidak mungkin terbentuk menjadi suatu masyarakat. Ia menjadi syarat penting yang dengannya masyarakat secara bersama-sama bersepakat untuk membangun dan membentuk suatu masyarakat.
Karena relasi yang begitu dekat antara bahasa pergaulan atau tongue dengan masyarakat maka, bahasa juga menggambarkan dengan jelas nilai-nilai atau apa yang ada dalam masyarakat, seperti perkembangan masyarakat itu sendiri. Ia membahasakan dengan jelas karakter dan sikap masyarakat tersebut secara komunal atau kelompok. Dengan demikian, untuk mengetahui suatu kelompok, orang perlu mengenal dan mempelajari bahasanya.
Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa suatu bahasa, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh kelompok pengguna bahasa tersebut. Misalnya, ketika kita sebagai orang Jogja pandai berbahasa Sunda di suatu lingkungan yang berbahasa Sunda, sudah pasti kita mudah diterima karena orang merasa dihargai dan dihormati.

Pengaruh Bahasa Pergaulan terhadap Pendidikan Formal di Sekolah
Ada beberapa indikator yang menentukan mengapa seseorang dalam hal ini para siswa sangat kuat dan erat bahasa ibu atau pergaulannya. Pertama, sejak dini atau lahir, anak sudah diperbiasakan dengan bahasa pergaulan. Proses pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak terutama dalam berbahasa. Bagi mereka, kesan atau pengalaman awal inilah yang sangat mempengaruhi proses perkembangannya ke depan. Sesuatu yang sudah dibiasakan akan sangat sulit untuk ditinggalkan atau diperbaharui. Kalau pun mungkin, proses itu butuh waktu yang cukup.
Kedua, lingkungan yang ada. Faktor lingkungan pun turut mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Lingkungan tidak saja menjadi obyek atau tempat namun turut mempengaruhinya. Anak yang sudah dibiasakan dengan bahasa ibu atau pergaulan yang demikian dan berada di lingkungan yang sama dalam bahasa maka akan memunculkan daya ingat dan daya serap yang sangat kuat.
Kedua indikator inilah yang menimbulkan mengapa seorang anak akan sangat sulit melupakan bahasa ibu atau pergaulan. Pengaruh bahasa pergaulan ini akan jelas terlihat dalam pendidikan di sekolah sebagai proses lanjut dari pendidikan di rumah. Masalah kedekatan atau kekentalan bahasa pergaulan siswa di atas akan membawa kesulitan tersendiri pada kemampuan berbahasa siswa terutama dalam kemampuan berbahasa secara baku yakni sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Kesulitan itu meliputi :
1. Kemampuan berujar secara tepat. Kekuatan dan kemampuan bahasa pergaulan menghipnotis siswa begitu kuat hingga siswa terus saja membawanya dalam bahasa-bahasa resmi yang baku. Pengucapan beberapa kata akan terlihat janggal karena faktor pembiasaan dari rumah dan lingkungan yang sudah mengeras. Contoh, menyebutkan kata “pegang”. Siswa cenderung menyebutkan kata “pegang” dengan sebutan “pegang” dengan e seperti menyebutkan “keju”. Padahal sebutan yang tepat adalah “pegang” dengan e seperti menyebutkan “belajar”.
2. Selain itu, kelekatan pada bahasa pergaulan akan sangat menyulitkan anak dalam bahasa penulisan yang tepat. Anak cenderung menuliskan secara lurus apa yang dipikirkan termasuk kata-kata yang diadopsi dalam bahasa pergaulan tanpa suatu proses pengolahan yang tepat.
3. Penempatan tanda baca. Siswa yang sudah sangat kental bahasa pergaulannya, akan sulit juga untuk menempatkan tanda baca yang tepat terutama tanda baca koma. Proses pembiasaan bahasa pergaulan secara lisan sejak dini akan sangat sulit bagi para siswa ketika menterjemahkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan secara tepat.
Dari beberapa tantangan berbahasa di atas, saya sebagai pengajar Bahasa Indonesia berusaha semampu mungkin untuk membiasakan anak berbahasa secara tepat yakni sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Ada beberapa solusi yang saya tawarkan antara lain :
1. Menyadarkan siswa akan perbedaan dan fungsi dari bahasa pergaulan dan bahasa yang baku. Upaya pembedaan ini dimaksud untuk mengajak anak menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan kedua bahasa tersebut. Kapan mereka harus menggunakan bahasa pergaulan dan kapan bahasa yang baku mengambil peran.
2. Sebagaimana bahasa pergaulan, proses berbahasa secara tepat yang sesuai dengan EYD pun membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, anak dilatih untuk berbahasa secara tepat baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada siswa.
3. Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang mengikat semisal hukuman menuliskan suatu alinea atau paragraf dengan bahasa yang baku atau jenis sanksi yang lain bagi mereka yang menggunakan bahasa pergaulan tidak pada waktu dan tempatnya. Sanksi inipun mesti disepakati bersama agar tidak menimbulkan masalah baru dan sejauh tidak memberatkan para siswa.

Penutup
Proses pendidikan di sekolah tidak menghapus proses pendidikan di rumah atau lingkungan artinya bahasa pergaulan yang sudah dihidupi anak sejak kecil tidak harus dihilangkan oleh pendidikan bahasa baku di sekolah. Upaya yang ditawarkan adalah bagaimana anak menyadari dan memutuskan secara dewasa dan bertanggung jawab, kapan kedua bahasa itu digunakan.
Memberanguskan bahasa pergaulan akan menimbulkan bahaya baru karena berbahasa merupakan suatu kebutuhan manusia. Ketika bahasa ini didiamkan, para siswa akan mencari model lain untuk mengekspresikan gelora jiwanya. Sama seperti ketika terlalu banyak kata, hidup menjadi terlalu prosa dan ketika terlalu mini kata, hidup menjadi terlalu puisi, demikian juga pada waktu mana bahasa pergaulan mendapatkan saluran ekspresinya dan kapan bahasa baku digunakan.

10/10/2009

Tugas Ragam Bahasa

1. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa?

jawab :

Pengertian ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda - beda, menurut adat istiadat dan budaya yang berlaku disuatu masyarakat, menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara

2. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang menyebabkan adanya ragam bahasa! berikan ilustrasinya!

jawab :

Hal-hal yang menyebabkan timbulnya ragam bahasa diantaranya adalah letak geografis, bahasa suatu daerah dengan daerah lain di Indonesia umumnya berbeda, bahkan sulit dimengerti antara orang 1 dengan orang lainnya, hal ini disebabkan juga karena adat istiadat dan budaya yang berlaku di daerah tersebut, serta faktor sejarah atau orang terdahulu yang menggunakan bahasa tersebut didaerah masing-masing.
ilustrasi : misalnya saja dikampus ada 2 orang sunda bertemu, dan berbicara menggunakan bahasa sunda, hal ini tentu saja sulit dimengerti bagi orang yang tidak berasal dari daerah sunda, contohnya jawa,kalimantan,sumatra atau daerah lainnya, perlu pembelajaran dan adaptasi terlebih dahulu.

faktor lain yang menyebabkan ragam bahasa adalah topik yang dibicarakan serta lawan bicara.
Pembicaraan orang IT tentu saja berbeda dengan pembicaraan orang kesehatan atau orang dari teknik kimia, banyak istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti oleh orang yang bukan dibidangnya, contohnya HDD,MB,Byte,Bit bagi orang IT, hal dasar seperti ini mungkin tidak dimengerti oleh orang yang bukan dibidang IT, atau Asam Nukleat, NHCl, Nitrat, Nitrit, bagi orang dibidang kimia adalah hal yang mudah dimengerti, namun lain halnya dengan orang IT yang mungkin tidak mengerti sama sekali dengan simbol dan arti dari tulisan tersebut.

menurut medium pembicara juga dapat mempengaruhi ragam bahasa, contohnya ragam bahasa tulisan denga ragam bahasa lisan, tentu saja berbeda penggunaannya
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
(1) Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat,
(2) Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
(3) Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
(4) Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.

 berbeda jika kita berbicara langsung dengan orang lain.karena init dari komunikasi adalah membuat lawan bicara kita mengerti apa yang kita maksud, hal ini menjadikan ragam bahasa tulisan lebih sulit dan perlu terstruktur dan padu agar pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud oleh sang penulis.

10/08/2009

Ragam Bahasa

BAHASA INDONESIA DALAM
TULISAN ILMIAH

          Bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah mempunyai fungsi yang sangat penting, karena bahasa merupakan media pengungkap gagasan penulis. Bahasa yang digunakan dalam tulisan ilmiah adalah bahasa Indonesia ilmiah
Bahasa Indonesia yang digunakan didalam tulisan ilmiah ternyata tidak selalu baku dan benar, banyak kesalahan sering muncul dalam tulisan ilmiah.

Bahasa Tulis Ilmiah :
Bahasa tulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah.

Ciri Ragam Bahasa Tulis :
(1) Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat,
(2) Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
(3) Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
(4) Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.

Ciri Ragam Bahasa Ilmiah :
Cendikia, lugas, jelas, formal obyektif, konsisten,serta ringkas dan padat.

Cendekia
Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca

Lugas
Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-pahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan. Penulisan yang bernada sastra perlu dihindari.

Jelas
Gagasan akan mudah dipahami apabila (1) dituangkan dalam bahasa yang jelas dan (2) hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.

Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat

Obyektif
Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata.

Konsisten
Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan sesuai dengan kaidah maka untuk selanjutnya digunakan secara konsisten.

Ringkas dan Padat
Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu,
jika gagasan yang terungkap sudah memadai dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan,
ciri kepadatan sudah terpenuhi.


10/01/2009

Perang Grafik PS3 VS Xbox360

Saat kemunculan PS3 dan Xbox360,banyak perdebatan yang muncul tentang kualitas grafik dan keunggulannya masing – masing,dengan diambil dari beberapa sumber dari www.videogamersindonesia.com, kita akan coba membandingkan kualitas grafik kedua konsol tersebut. Dengan menggunakan game The Elder Scroll IV: Oblivion sebagai pembanding, Newtype dari forum VGI melakukan perbandingan langsung. Cari tahu console mana yang paling unggul dalam hal grafik.

Newtype melakukan uji grafik dengan adegan yang sama persis pada setiap konsol,tentunya dengan perbedaan kabel yang dipakai pada tiap konsol, PS3 menggunakan kabel HDMI, sedangkan Xbox360 hanya menggunakan kabel component. Sesuai semboyan Newtype,”dari gamer untuk gamer” perbandingan ini dilakukan, berikut foto - foto perbandingan grafik kedua game tersebut:



Versi PS3
 


Versi Xbox360



Versi PS3
 


Versi Xbox360
  


Versi PS3
  


Versi Xbox360



Versi PS3



Versi Xbox360
 


Perbandingan ini segera membuat forum PS VGI memanas. Ada yang menyatakan bahwa perbandingan ini tidak adil karena PS3 yang dipakai dalam perbandingan ini menggunakan kabel HDMI, sedangkan Xbox360 hanya menggunakan kabel component. Untuk memuaskan publik, Newtype segera mengganti input PS3 menjadi kabel component. Apakah hasilnya berubah? Kita lihat foto – foto dibawah ini:



 Versi PS3

 
 
 
Versi Xbox360
 


Versi PS3
  


Versi Xbox360
  


Versi PS3 dengan kabel component setelah koreksi color balance
 

 
 
Versi Xbox360 dengan kabel component setelah koreksi color balance

 
 
 
Hasilnya cukup membuktikan bahwa HDMI merupakan keunggulan tersendiri bagi PS3. Kualitas grafik PS3 yang menggunakan kabel component ternyata tak jauh berbeda dari Xbox360 yang menggunakan kabel component. Mungkin ini salah satu alasan kenapa Microsoft merilis Xbox360 Elite yang dilengkapi dengan kabel HDMI.
Meski di foto-foto ini perbedaan kualitas grafik PS3 (dengan kabel component) dan Xbox360 tak terlalu tampak, Newtype menyatakan bahwa perbedaannya cukup terasa jika dilihat dengan mata kepala sendiri.
Jika perbandingan diatas hanya menggunakan satu game saja, berikut rangkuman perbandingan beberapa game yang diambil berdasarkan survey kecil – kecilan 16 orang, berikut rangkumannya:
1.    ASSASSIN'S CREED
       Sulit rasanya membandingkan kedua versi game ini, karena keduanya mampu tampil memukau, baik detail lingkungan serta karakter, ataupun animasi serta cutscene. Namun, saat membandingkannya lebih mendalam, ditemukan sedikit perbedaan pada pencahayaan, kehalusan gerak, dan framerate. Nampaknya, versi Xbox 360 mampu menghasilkan efek pencahayaan lebih baik dan gerakan yang lebih halus. Tapi, bukan berarti versi PS3 tertinggal jauh. Secara umum, presentasi grafisnya tetap fantastis. Kekurangan versi PS3 yang sedikit menonjol terlihat jelas saat menggerakkan kamera di tengah keramaian (ada penurunan framerate).
 
2.      BURNOUT PARADISE 
         Seperti pada kasus kontroler, baik versi Xbox 360 maupun PS3 memiliki presentasi grafis yang sama-sama memukau. Detail kendaraan, gedung, serta lingkungan sekitar berjalan dengan mulus pada 60 frame per detik. Salut untuk EA selaku pengembang game ini yang telah optimal menggunakan resource grafis kedua konsol!
 
3.    CALL OF DUTY 4: MODERN WARFARE
       Apapun yang Anda lakukan; membunuh teroris, memberondong musuh dengan senjata dari berbagai "point of view," atau berputar-putar mengelilingi medan pertempuran, kedua versi berjalan dengan sajian gambar yang optimal. Tidak ada penurunan framerate baik untuk adegan santai maupun aksi. Dengan kata lain, di kategori ini keduanya berimbang!
 
4.    DEVIL MAY CRY 4
       Dalam kategori ini, keduanya mampu menyajikan tampilan yang sama-sama halus dan optimal. Hal ini sungguh tak terduga sebelumnya, mengingat Devil May Cry 4 sebenarnya diperuntukkan bagi konsol PS3 saja (game eksklusif), sehingga versi Xbox 360 seharusnya tak sebaik PS3. Artinya, Capcom selaku pembuatnya telah benar-benar mengoptimalkan grafis kedua versi game ini.


Semoga perbandingan ini memperluas khasanah dan membuka mata para gamer bahwa PS3 dan Xbox360 memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.


Credit to Erwin A from VGI
Credit to Newtype from VGI
Credit to Eko Ramaditya Adikara
Sumber:
videogamesindonesia.com
Hi-TechNews.net