Home

Puisi

baak Gunadarma

Gunadarma

Studentsite

9/06/2008

Big Sky in My Mind

Lembut Tanpa Cela

ketika cinta merasuk jiwa
semua suara tiba-tiba menjadi nada
lembut mengalun tanpa cela

ketika cintaku memilih dirimu
sejak itu cinta bagiku
seperti bintang yang setia pada bulan
dekat satu sama lain
tanpa perlu bersuara
karena milikmulah
seluruh keindahan kata-kata


Musim Tanpa Rasa Tanpa Nama

wahai musim semi yang tercuri

mengapa kau sisakan musim sendu yang pilu

ketika bunga asmara tak lagi merekah sempurna ?

padahal purnama di ujung sana

telah membinasakan awan gelap

yang kerap menyisakan pekat

aku kini musim tanpa rasa tanpa nama

karena cinta tak pernah mau ikut serta

ataupun sekedar singgah untuk sementara



Jikalah

jikalah derita cinta

merasuk hingga kejiwa

menyapa dengan sepedih rasa

menjadi ratap tangis yang luar biasa

jikalah tidak demikian adanya

kuingin denganmulah aku bahagia

terus bersama pada akhirnya



BIMBANG

harusnya saat itu ku beranikan saja

menitipkanmu diantara gelap malam dan bintang

tanpa perlu bimbang dengan berbagai kemungkinan

toh ada bulan yang akan sering datang

walau tak terlalu terang memang

tapi kutahu kau suka secercah harapan

ketimbang hubungan dalam ketidak pastian



Aku Kini Khusuk Meramu Gigil Rindu Untukmu

engkaukah yang suatu ketika

mengajakku lari menghindari dengkur mimpi

dalam malam malam yang penuh luka

dalam bayang bayang yang menusuk rasa

untuk khusuk meramu gigil rindu

lalu tanahpun membiru

ketika aku meratap rindu

mengharap tatapmu

menuangkan cinta

menyembuhkan luka



Kesejatian Rindu

Ada Kita: aku, engkau, dan sahabat baikmu

kumulai menulismu ketika banyak hal yang tak bisa kutulis

tibatiba deras mengalir bagai sumber inspirasi yang kerap hadir

kutundukkan wajahku seketika saat tegar memenuhi auramu

ada rajutan bangga menyelimuti tubuh ini dengan beribu tanya

adakah aku mampu sedikit mencuri tegar itu untuk bekalku

memetakan jalan hati yang kadang hitam timbul tenggelam

sedang lautan ceriamu selalu memberi pesona tersembunyi

di antara garis batas cakrawala yang selalu sepi sunyi

selalu ada biru penuh rona yang akan menghiasi langkahmu

tak perlu kau ubah meski seribu jejakmu remuk diredam amuk

rindu ritmis tangis pun ku yakin tak mampu menghapus rona itu

lantas mengapa engkau selalu ragu walau itu semua telah berlalu

toh ada kita: aku, engkau, dan sahabat baikmu

ketika rasa takut ini datang

siapa lagi yang bisa membangkitkan keberanian selain engkau

ketika rasa putus asa ini datang

siapa lagi yang akan menumbuhkan harapan selain engkau

tempatku bergantung menunjukkan jalan kekuatan

detak pada setiap denyut jantung kita seakan menjadi cerita

tentang sepenggal hati yang tersusun rapih bersih

tentang sepenggal mimpi yang mengembun pada subuh

dan selamat datang kesejatian rindu lirihku

itulah gelombang yang kau ciptakan untuk mengantarkan aku

pada pendar cahaya para pecinta yang rela tertawan menjadi hamba

pada nyenyayian sukma penggugah kalbu yang resah tak menentu

pada sahabat baikmu dari segala hal yang ingin aku tuju


Aku Menemukanmu

diantara siuman sepenuhnya dan kematian

ada ratusan anak tangga kesadaran

agar aku terbius jatuh tak sadarkan diri

mereka hanya menurunkannya

sampai tingkat kesepuluh dari tingkat tertinggi

dibawahnya masih ada sisi kelabu

tak terjamah oleh kedalaman sang waktu

dan dikedalaman yang kelam itu

aku menemukanmu

menjadi lentera penunjuk jalan hidupku


Gerimis Di Langit Teriris

saat kau lukai aku

hingga cukup mampu membunuhku

dengan arti kata tidakmu

memusnahkan kenyataan yang terjadi

atas cintaku

maka akupun jatuh

tak lagi sanggup disentuh

kemudian aku hanya bisa mengenangmu

lewat gerimis di langit teriris yang menangis



Tanpa Akhir Kau Disisiku

tanpa akhir kuingin kau hadir

di sisiku tanpa perlu berlalu

karena engkaulah

ceria menjelma indah

gulita seketika musnah

diantara bahagia yang kau beri

telah membuat ku mengerti

menjadikan ku semakin berarti

dan kesemuanya masih tetap sama

setia dalam rajutan cahaya cinta

bagai di awal jumpa kita

hingga takkan pernah ku melepasnya

walau ditengah keberadaan kita



Luka Pertama

ketika engkau tersenyum dan tertawa

aku terisak menderita

disaat hatimu berbunga

sementara itu aku terluka untuk yang pertama

kini aku tak lagi di permukaan perlahan sayup-sayup tenggelam

karena luka pertama selalu menjadi yang terdalam



SPERTI YANG ENGKAU MAU

kutinggalkan apa yang kusenangi

demi untuk apa yang kau sukai

aku tahu ku takkan mampu

menjadi SPERTI YANG ENGKAU MAU

namun selama aku bernyawa

aku kan mencoba menjadi seperti yang engkau minta




LAUTAN TETAP MEMBIRU

waktu itu

saat aku mengucap cinta padamu

lautan membiru

dan waktu seakan enggan berlalu

kini saat hatimu

tak mungkin milik aku

LAUTAN TETAP MEMBIRU

karna cintaku abadi untukmu

walau sang waktu akan terus berlalu




SELAMAT JALAN


tak usah memilikimu

karna bagiku

mengenalmu

telah cukup membahagiakan aku

teruntukmu hati

yang kini

tak dapat aku miliki

biarkan merpati menangis karenanya

terbang bersama hancur hatinya

dan biarkan separuh jiwaku

menyelimuti perjalananmu

SELAMAT JALAN kasihku

selamat menempuh hidup baru



KULUKIS LANGIT MERAH JINGGA

hari ini dan lusa

bagiku sama saja

akan KULUKIS LANGIT MERAH JINGGA

dengan namamu yang penuh makna

Tidak ada komentar: