ketika cinta merasuk jiwa
semua suara tiba-tiba menjadi nada
lembut mengalun tanpa cela
ketika cintaku memilih dirimu
sejak itu cinta bagiku
seperti bintang yang setia pada bulan
dekat satu sama lain
tanpa perlu bersuara
karena milikmulah
seluruh keindahan kata-kata
Musim Tanpa Rasa Tanpa Nama
wahai musim semi yang tercuri
mengapa kau sisakan musim sendu yang pilu
ketika bunga
padahal purnama di ujung
telah membinasakan awan gelap
yang kerap menyisakan pekat
aku kini musim tanpa rasa tanpa nama
karena cinta tak pernah mau ikut serta
ataupun sekedar singgah untuk sementara
Jikalah
jikalah derita cinta
merasuk hingga kejiwa
menyapa dengan sepedih rasa
menjadi ratap tangis yang luar biasa
jikalah tidak demikian adanya
kuingin denganmulah aku bahagia
terus bersama pada akhirnya
BIMBANG
harusnya saat itu ku beranikan saja
menitipkanmu diantara gelap malam dan bintang
tanpa perlu bimbang dengan berbagai kemungkinan
toh ada bulan yang akan sering datang
walau tak terlalu terang memang
tapi kutahu kau suka secercah harapan
ketimbang hubungan dalam ketidak pastian
Aku Kini Khusuk Meramu Gigil Rindu Untukmu
engkaukah yang suatu ketika
mengajakku lari menghindari dengkur mimpi
dalam malam malam yang penuh luka
dalam bayang bayang yang menusuk rasa
untuk khusuk meramu gigil rindu
lalu tanahpun membiru
ketika aku meratap rindu
mengharap tatapmu
menuangkan cinta
menyembuhkan luka
Kesejatian Rindu
kumulai menulismu ketika banyak hal yang tak bisa kutulis
tibatiba deras mengalir bagai sumber inspirasi yang kerap hadir
kutundukkan wajahku seketika saat tegar memenuhi auramu
ada rajutan bangga menyelimuti tubuh ini dengan beribu tanya
adakah aku mampu sedikit mencuri tegar itu untuk bekalku
memetakan jalan hati yang kadang hitam timbul tenggelam
sedang lautan ceriamu selalu memberi pesona tersembunyi
di antara garis batas cakrawala yang selalu sepi sunyi
selalu ada biru penuh rona yang akan menghiasi langkahmu
tak perlu kau ubah meski seribu jejakmu remuk diredam amuk
rindu ritmis tangis pun ku yakin tak mampu menghapus rona itu
lantas mengapa engkau selalu ragu walau itu semua telah berlalu
toh ada kita: aku, engkau, dan sahabat baikmu
ketika rasa takut ini datang
siapa lagi yang bisa membangkitkan keberanian selain engkau
ketika rasa putus asa ini datang
siapa lagi yang akan menumbuhkan harapan selain engkau
tempatku bergantung menunjukkan jalan kekuatan
detak pada setiap denyut jantung kita seakan menjadi cerita
tentang sepenggal hati yang tersusun rapih bersih
tentang sepenggal mimpi yang mengembun pada subuh
dan selamat datang kesejatian rindu lirihku
itulah gelombang yang kau ciptakan untuk mengantarkan aku
pada pendar cahaya para pecinta yang rela tertawan menjadi hamba
pada nyenyayian sukma penggugah kalbu yang resah tak menentu
Aku Menemukanmu
diantara siuman sepenuhnya dan kematian
ada ratusan anak tangga kesadaran
agar aku terbius jatuh tak sadarkan diri
mereka hanya menurunkannya
sampai tingkat kesepuluh dari tingkat tertinggi
dibawahnya masih ada sisi kelabu
tak terjamah oleh kedalaman sang waktu
dan dikedalaman yang kelam itu
aku menemukanmu
menjadi lentera penunjuk jalan hidupku
Gerimis Di Langit Teriris
saat kau lukai aku
hingga cukup mampu membunuhku
dengan arti kata tidakmu
memusnahkan kenyataan yang terjadi
atas cintaku
maka akupun jatuh
tak lagi sanggup disentuh
kemudian aku hanya bisa mengenangmu
lewat gerimis di langit teriris yang menangis
Tanpa Akhir Kau Disisiku
tanpa akhir kuingin kau hadir
di sisiku tanpa perlu berlalu
karena engkaulah
ceria menjelma indah
gulita seketika musnah
diantara bahagia yang kau beri
telah membuat ku mengerti
menjadikan ku semakin berarti
dan kesemuanya masih tetap sama
setia dalam rajutan cahaya cinta
bagai di awal jumpa kita
hingga takkan pernah ku melepasnya
walau ditengah keberadaan kita
Luka Pertama
ketika engkau tersenyum dan tertawa
aku terisak menderita
disaat hatimu berbunga
sementara itu aku terluka untuk yang pertama
kini aku tak lagi di permukaan perlahan sayup-sayup tenggelam
karena luka pertama selalu menjadi yang terdalam
SPERTI YANG ENGKAU MAU
kutinggalkan apa yang kusenangi
demi untuk apa yang kau sukai
aku tahu ku takkan mampu
menjadi SPERTI YANG ENGKAU MAU
namun selama aku bernyawa
aku
LAUTAN TETAP MEMBIRU
waktu itu
saat aku mengucap cinta padamu
lautan membiru
dan waktu seakan enggan berlalu
kini saat hatimu
tak mungkin milik aku
LAUTAN TETAP MEMBIRU
karna cintaku abadi untukmu
walau sang waktu akan terus berlalu
SELAMAT JALAN
tak usah memilikimu
karna bagiku
mengenalmu
telah cukup membahagiakan aku
teruntukmu hati
yang kini
tak dapat aku miliki
biarkan merpati menangis karenanya
terbang bersama hancur hatinya
dan biarkan separuh jiwaku
menyelimuti perjalananmu
SELAMAT JALAN kasihku
selamat menempuh hidup baru
KULUKIS LANGIT MERAH JINGGA
hari ini dan lusa
bagiku sama saja
akan KULUKIS LANGIT MERAH JINGGA
dengan namamu yang penuh makna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar