kan kujalin semua senandung rindu yang akan bercerita tentang lukisan perasaan cinta, TENTANG AKU, UNTUK MU menyaingi keindahan bagi lembayung senja, atau semerbak wangi dicelah embun pagi
yang karenanya semua merpati enggan mengepakkan sayapnya dalam ketakberdayaan terpanah asmara
yang karenanya hati-hati para kesatria luluh, terhempas dan mati menyelimuti duka sang putri
senandung itu akan bercerita TENTANG AKU yang hanya memberikan bahagiaku UNTUK MU hingga tak menyisakan sesuatupun dari keberadaanku dan mungkin dengan begitu kau akan dapat mengerti aku
BERIKAN BAHAGIAKU UNTUK DIRIMU
ketika aku mati hingga terlupakan tenggelam dalam hiruk-pikuk kesendirian dan berharap engkau hadir, disini mengunjungiku membawa serta rajutan benang rindu
lihatlah!..., dalam setia tetap menunggu BERIKAN BAHAGIAKU UNTUK DIRIMU
mencintaimu ... bukanlah bagaimana aku melupakan, mendengarkan, melihat, maupun melepaskan melainkan bagaimana aku memaafkan, mengerti, merasakan, serta bagaimana aku akan bertahan
mencintaimu ... seperti menderita bagaikan ulat sutra yang menenun selalu kemudian binasa dalam kesedihannya ditengah apaapa yang ia tenun
dan mata inilah yang pertama kali membaca isyarat bagaimana air mata yang keluar dapat dihapus sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang kerap bernyanyi
inikah CinTa?? yang melenyapkan segala batas lahir dari hati yang sama cintaku yang terlarang cintaku yang terindah meski akhirnya aku harus kembali pada cinta yang sesungguhNya
ketika cinta merasuk jiwa
semua suara tiba-tiba menjadi nada
lembut mengalun tanpa cela
ketika cintaku memilih dirimu
sejak itu cinta bagiku
seperti bintang yang setia pada bulan
dekat satu sama lain
tanpa perlu bersuara
karena milikmulah
seluruh keindahan kata-kata
Musim Tanpa Rasa Tanpa Nama
wahai musim semi yang tercuri
mengapa kau sisakan musim sendu yang pilu
ketika bunga asmara tak lagi merekah sempurna ?
padahal purnama di ujung sana
telah membinasakan awan gelap
yang kerap menyisakan pekat
aku kini musim tanpa rasa tanpa nama
karena cinta tak pernah mau ikut serta
ataupun sekedar singgah untuk sementara
Jikalah
jikalah derita cinta
merasuk hingga kejiwa
menyapa dengan sepedih rasa
menjadi ratap tangis yang luar biasa
jikalah tidak demikian adanya
kuingin denganmulah aku bahagia
terus bersama pada akhirnya
BIMBANG
harusnya saat itu ku beranikan saja
menitipkanmu diantara gelap malam dan bintang
tanpa perlu bimbang dengan berbagai kemungkinan
toh ada bulan yang akan sering datang
walau tak terlalu terang memang
tapi kutahu kau suka secercah harapan
ketimbang hubungan dalam ketidak pastian
Aku Kini Khusuk Meramu Gigil Rindu Untukmu
engkaukah yang suatu ketika
mengajakku lari menghindari dengkur mimpi
dalam malam malam yang penuh luka
dalam bayang bayang yang menusuk rasa
untuk khusuk meramu gigil rindu
lalu tanahpun membiru
ketika aku meratap rindu
mengharap tatapmu
menuangkan cinta
menyembuhkan luka
Kesejatian Rindu
Ada Kita: aku, engkau, dan sahabat baikmu
kumulai menulismu ketika banyak hal yang tak bisa kutulis
tibatiba deras mengalir bagai sumber inspirasi yang kerap hadir
kutundukkan wajahku seketika saat tegar memenuhi auramu
ada rajutan bangga menyelimuti tubuh ini dengan beribu tanya
adakah aku mampu sedikit mencuri tegar itu untuk bekalku
memetakan jalan hati yang kadang hitam timbul tenggelam
sedang lautan ceriamu selalu memberi pesona tersembunyi
di antara garis batas cakrawala yang selalu sepi sunyi
selalu ada biru penuh rona yang akan menghiasi langkahmu
tak perlu kau ubah meski seribu jejakmu remuk diredam amuk
rindu ritmis tangis pun ku yakin tak mampu menghapus rona itu
lantas mengapa engkau selalu ragu walau itu semua telah berlalu
toh ada kita: aku, engkau, dan sahabat baikmu
ketika rasa takut ini datang
siapa lagi yang bisa membangkitkan keberanian selain engkau
ketika rasa putus asa ini datang
siapa lagi yang akan menumbuhkan harapan selain engkau
tempatku bergantung menunjukkan jalan kekuatan
detak pada setiap denyut jantung kita seakan menjadi cerita
tentang sepenggal hati yang tersusun rapih bersih
tentang sepenggal mimpi yang mengembun pada subuh
dan selamat datang kesejatian rindu lirihku
itulah gelombang yang kau ciptakan untuk mengantarkan aku
pada pendar cahaya para pecinta yang rela tertawan menjadi hamba
pada nyenyayian sukma penggugah kalbu yang resah tak menentu
pada sahabat baikmu dari segala hal yang ingin aku tuju
Aku Menemukanmu
diantara siuman sepenuhnya dan kematian
ada ratusan anak tangga kesadaran
agar aku terbius jatuh tak sadarkan diri
mereka hanya menurunkannya
sampai tingkat kesepuluh dari tingkat tertinggi
dibawahnya masih ada sisi kelabu
tak terjamah oleh kedalaman sang waktu
dan dikedalaman yang kelam itu
aku menemukanmu
menjadi lentera penunjuk jalan hidupku
Gerimis Di Langit Teriris
saat kau lukai aku
hingga cukup mampu membunuhku
dengan arti kata tidakmu
memusnahkan kenyataan yang terjadi
atas cintaku
maka akupun jatuh
tak lagi sanggup disentuh
kemudian aku hanya bisa mengenangmu
lewat gerimis di langit teriris yang menangis
Tanpa Akhir Kau Disisiku
tanpa akhir kuingin kau hadir
di sisiku tanpa perlu berlalu
karena engkaulah
ceria menjelma indah
gulita seketika musnah
diantara bahagia yang kau beri
telah membuat ku mengerti
menjadikan ku semakin berarti
dan kesemuanya masih tetap sama
setia dalam rajutan cahaya cinta
bagai di awal jumpa kita
hingga takkan pernah ku melepasnya
walau ditengah keberadaan kita
Luka Pertama
ketika engkau tersenyum dan tertawa
aku terisak menderita
disaat hatimu berbunga
sementara itu aku terluka untuk yang pertama
kini aku tak lagi di permukaan perlahan sayup-sayup tenggelam